angga juner

angga juner

Sabtu, 29 Oktober 2011

SANDI STRATIGRAFI INDONESIA 1996

(Soejono Martodjojo)

Pencantuman Satuan Stratigrafi Gunungapi (BAB 111), merupakan wujud keprihatinan terhadap tidak adanya wadah penamaan yang dapat dipakai untuk gunungapi di Indonesia. Di negara maju, sistem penamaan dalam pemetaan gunung api sudah mampu memberikan sumbangan terhadap peramalan kegiatan dan bahayanya.

Adapun suatu keinginan yang akan dibuat unit-unit stratigrafi lainnya dalam SSI-1996 yaitu, antara lain:

1. 1. Tektonostratigrafi,

2. 2. Stratigrafi Kuarter,

3. Dan lain-lain tapa sayangnya draft dari para pengusul atas satuan tersebut tidak terselesaikan dalam batas waktunya.

Mendukung dibuatnya Lexicon Stratigrafi di Indonesia bagi masing-masing satuan stratigrafi. Dengan catatan bahwa Lexicon ini lebih bersifat literatur resmi, tetapi masih terbuka bagi perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu dan akumulasi data yang ada. Panitia Sandi Stratigrafi Indonesia perlu dilestarikan dan diluaskan sehingga mencakup organisasi lain yang bersangkutan dengan stratigrafi di Indonesia.

SANDI STRATIGRAFI INDONESIA 1996:

Suatu Catatan Perkembangan Sandi Stratigrafi Indonesia

(Djuhaeni)

Sandi stratigrafi Indonesia(SSI-1996), merupakan hasil penambahan tiga satuan stratigrafi baru ke dalam Sandi Stratigrafi Indonesia 1973. Dimana tiga satuan stratigrafi baru itu adalah:

1. Satuan Litodemik,

Dimana Satuan Litodemik, untuk pembagian unit batuan beku dan metamorf. Satuan Litodemik dibedakan dengan Satuan Litostratigrafi karena mempunyai kaidah yang berbeda dengan Hukum Superposisi, terutama hubungan kontak dan pelamparannya.

2. Satuan Stratigrafi Gunungapi, dan

Dimana Satuan Stratigrafi Gunungapi, masih perlu dikembangkan, dan disesuaikan dengan perkembangan penerapannya di Indonesia.

Ada 4 kendala penerapan satuan stratigrafi gunungapi dalam lingkup ilmu geologi di Indonesia :

1. Kendala Lingkup Penerapan

Selama ini Satuan Stratigrafi Gunungapi hanya diterapkan pada gunungapi Kuarter dan aktifdan penelitian tidak begitu cepat memberikan nilai ekonomi tinggi, maka sangat sedikit ahli geologi yang tertarik untuk mempelajari ilmu gunungapi.

2. Kendala Pendidikan Dasar Geologi

Pendidikan dasar geologi belum sepenuhnya mengacu pada kondisi geologi Indonesia yang berhubungan dengan cekungan sedimentasi busur magma dan gunungapi, menyebabkan pemahaman ilmu gunungapi sangat minim. Akibatnya Ilmu stratigrafi gunungapi terasa menjadi semakin sulit untuk dipelajari.

3. Kendala Kesampaian Medan

Kesampaian medan gunungapi yang sangat sulit, terjal menyebabkan keengganan para ahli geologi untuk melakukan penelitian di daerah gunungapi.

4. Kendala Atmosfer Penelitian

Belum terciptanya atmosfer penelitian di Indonesia secara optimal, apalagi yang menyangkut ilmu dasar dan dalam jangka pendek tidak langsung berorientasi ke ekonomi.

3. Sikuenstratigrafi

Sikuenstratigrafi adalah studi stratigrafi yang berhubungan dengan kerangka waktu pengendapan dalam kaitannya perubahan siklus muka laut (global/regional). Satuan Sikuenstratigrafi perlu disempumakan, misalnya untuk keperluan korelasi di ladang Migas; order parasikuen perlu dikembangkan lebih lanjut., sesuai perkembangan konsep dan penerapannya di Indonesia.

Bidang ketidakselarasan atau bidang erosi batas satuan sikuen stratigrafi disebabkan oleh proses penurunan relatif muka air laut, yang disebabkan oleh banyak hal diantaranya gerak muka muka laut global, sedimentasi maupun tektonik (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996).

Tabel 1

Pembagian Orde SikuenStratigrafi

Bidang ketidakselarasan merupakan bidang erosi, pada umumnya terjadi di atas muka laut (sub-aerial), ditandai oleh rumpang waktu geologi. Bidang keselarasan padanan adalah bidang kelanjutan dari bidang ketidakselarasan kearah susunan lapisan batuan yang selaras (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996).

Maximum flooding surface teridentifikasi oleh adanya maximum landward onlap dari lapiasan marine pada batas basin dan mencerminkan kenaikan maksimum secara relatif dari sea level.

Gambar 1

Diagram Sikuen Stratigrafi (Tanpa Terganggu Oleh Adanya Struktur Sekunder)


Gambar 2

Diagram Sikuen Stratigrafi pada Daerah yang Terpengaruh oleh adanya Sesar

Adapun perbandingan antara SSI 1973 dengan SSI 1996 antara lain:

1. SSI 1973 : memuat Litostratigrafi, Biostratigrafi, Kronostratigrafi.

2. SSI 1996 : Litostratigrafi, Biostratigrafi, Kronostratigrafi, Litodemik, Gunung api, Sikuen Stratigrafi.

Dimana perkembangan Penelitian Stratigrafi di Indonesia memiliki 3 (tiga) Era, antara lain:

1. Era Pra-SSI.. Satuan stratigrafi lebih didasarkan kepada kerangka waktu, dan penamaannya diikuti oleh kata “series" atau "beds", sebagai contoh Halang Series, Cidadap Beds.

2. Era SSI-1973. Ada perubahan nama, contoh "Halang Series/Beds" menjadi Formasi Halang.

3. Era SSI-1996. Perkembangan satuan stratigrafi sangat mencolok, munculnya Satuan “Sikuenstratigrafi” dan Satuan “Tektonostratigrafi”.

Adanya kemajuan penelitian geologi dan perkembangan tatanama satuan stratigrafi menimbulkan dampak kerancuan penyebutan nama satuan stratigrafi dan pelamparannya :

1. Formasi Kujung menjadi "Kujung Time" (Kujung 1, Kujung 11, dan Kujung 111), tetapi tidakmjelas pemerian waktunya. Akan membingungkan lagi apabila yang akan datang, ada penyebutan Sikuen Kujung.

2. Distribusi/pelamparan Satuan Stratigrafi perlu dijelaskan lebih lanjut, tidak terbatas "dapat dipetakan dalam skala 1 : 25.000" saja, sehingga timbul problem "terlalu banyak nama-nama satuan litostratigrafi". Di sisi lain justru menimbulkan pertanyaan: "sejauh mana validitas pelamparan suatu formasi itu", sebagai contoh Formasi Talangakar dikenal dari Sumatra Selatan sampai Jawa Barat bagian Utara (NW Java Basin).

3. Munculnya penamaan satuan stratigrafi (Unit Allostratigrafi) yang mengacu kepada "Sandi Stratigrafi Asing" yang pernah muncul dalam Procceding PIT-IAGI sangat tidak diharapkan untuk dikembangkan.

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, jadi teman2 jangan pernah putus asah kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

    BalasHapus