angga juner

angga juner

Sabtu, 22 Oktober 2011

dasar fisika dan kimia pada eksmet

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Perubahan Fase

Bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan yaitu wujud zat. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan kualitatif dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.

GAMBAR 1

Perubahan Fase

Dan Berikut ini macam-macam perubahan zat yang kita ketahui:

1. Membeku merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi padat

2. Mencair merupakan proses perubahan wujud dari padat menjadi cair

3. Menguap merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi gas

II-1

4. Mengembun merupakan proses perubahan wujud dari gas menjadi cair

II-2

5. Menyublim merupakan proses perubahan wujud dari padat menjadi gas

6. Menghablur merupakan proses perubahan wujud dari gas menjadi padat

Wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah transisi fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis dari sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah tiap keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fasa. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda. Munculnya sifat superkonduktivitas dihubungkan dengan suatu transisi fase, sehingga ada keadaan superkonduktif. Begitu pula, keadaan kristal cair dan feromagnetik ditandai oleh transisi fase dan memiliki sifat-sifat berlainan.

II.2 Muai (expensi)

Perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut.

Perubahan panjang akibat panas ini, sebagai contoh, akan mengikuti:

di mana :

adalah panjang pada suhu t,

adalah panjang pada suhu awal,

adalah koefisien muai panjang, dan

* adalah besarnya perubahan suhu.

Suatu benda akan mengalami muai panjang apabila benda itu hanya memiliki (dominan dengan) ukuran panjangnya saja. Muai luas terjadi pada

II-3

benda apabila benda itu memiliki ukuran panjang dan lebar, sedangkan muai volum terjadi apabila benda itu memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi.

di mana :

adalah luas (Area) pada suhu t,

adalah luas pada suhu awal,

adalah koefisien muai luas, dan

adalah besarnya perubahan suhu.

Dan untuk perubahan volum:

di mana :

adalah V(olum) pada suhu t,

adalah volum pada suhu awal,

adalah koefisien muai volum, dan

adalah besarnya perubahan suhu.

II.3 Teori Kinetic

Teori Kinetik berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menytakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh denyut-denyut statis di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang

II-4

bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda. Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas.

Dapat dituliskan rumus sebagai berikut:

P . V = n . R . T

Adapun faktor yang ada pada teori kinetic antara lain :

1. Tekanan

Tekanan dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan dari gaya yang dihasilkan oleh molekul-molekul gas yang menabrak dinding wadah. Misalkan suatu gas denagn N molekul, masing-masing bermassa m, terisolasi di dalam wadah yang mirip kubus bervolume V. Ketika sebuah molekul gas menumbuk dinding wadah yang tegak lurus terhadap sumbu koordinat x dan memantul dengan arah berlawanan pada laju yang sama (suatu tumbukan lenting), maka momentum yang dilepaskan oleh partikel dan diraih oleh dinding adalah:

gaya yang dimunculkan partikel ini adalah:

Keseluruhan gaya yang menumbuk dinding adalah:

Jadi, gaya dapat dituliskan sebagai:

Tekanan, yakni gaya per satuan luas, dari gas dapat dituliskan sebagai:

2. Suhu dan energi kinetik

II-5

Dari hukum gas ideal maka didapat rumus sebagai berikut :

PV = NkBT

dimana B adalah konstanta Boltzmann dan T adalah suhu absolut. Dan dari rumus diatas, dihasilkan Derivat:

(2)

3. Banyaknya tumbukan dengan dinding

Jumlah tumbukan atom dengan dinding wadah tiap satuan luar tiap satuan waktu dapat diketahui. Asumsikan pada gas ideal, derivasi dari menghasilkan persamaan untuk jumlah seluruh tumbukan tiap satuan waktu tiap satuan luas:

4. Laju RMS molekul

Dari persamaan energi kinetik dapat ditunjukkan bahwa:

dengan v pada m/s, T pada kelvin, dan R adalah konstanta gas. Massa molar diberikan sebagai kg/mol. Kelajuan paling mungkin adalah 81.6% dari kelajuan RMS, dan rerata kelajuannya 92.1% (distribusi kelajuan Maxwell-Boltzmann).

5.

II-6

Banyaknya tumbukan dengan dinding

6. Laju RMS molekul

Dari energy kinetic di atas maka dapat ditulis rumus sebagai berikut:

II.4 Teori Termodinamika

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

”Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya”

b. Hukum Pertama Termodinamika

II-7

“Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap system”

c. Hukum kedua Termodinamika

“Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya”

d. Hukum ketiga Termodinamika

“Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol”

GAMBAR 2

Termodinamika

II.5 Suhu dan Kalor

a. Suhu

II-8

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Sebuah peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan dalam proyeksi Mollweide.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke suhu yang lain.

Contoh:

dan .

b. Kalor

Panas, bahang, atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI untuk panas adalah joule.

II-9

Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.

Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar. Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi internal. Perbedaanya adalah panas dihubungkan dengan pertukaran energi internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Mengerti perbedaan ini dibutuhkan untuk mengerti hukum pertama termodinamika.

Ketika suatu benda melepas panas ke sekitarnya, Q < 0. Ketika benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0.

Jumlah panas, kecepatan penyaluran panas, dan flux panas semua dinotasikan dengan perbedaan permutasi huruf Q. Mereka biasanya diganti dalam konteks yang berbeda.

Jumlah panas dinotasikan sebagai Q, dan diukur dalam joule dalam satuan SI.

di mana:

adalah banyaknya kalor (jumlah panas) dalam joule

adalah massa benda dalam kg

adalah kalor jenis dalam joule/kg °C, dan

adalah besarnya perubahan suhu dalam °C.

Kecepatan penyaluran panas, atau penyaluran panas per unit, ditandai

II.6 Suhu Campuran

II-10

Pada dasarnÿa, dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal, jika setelah bersentuhan, kedua benda tersebut mencapai suhu ÿang sama. Misalnÿa terdapat 2 benda, sebut saja benda A dan benda ß. Pada mulanÿa benda A memiliki suhu tinggi (benda A panas) sedangkan benda ß memiliki suhu rendah (ßenda ß dingin). Setelah bersentuhan cukup lama, kedua benda tersebut mencapai suhu ÿang sama. Dalam hal ini, benda A dan benda ß dikatakan berada dalam keseimbangan termal.

t =

dimana:

adalah massa benda dalam kg

t adalah temperatur

adalah kalor jenis dalam joule/kg °C,

Adapaun bunyi hukum suhu campuran adalah sebagai berikut:

“Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.”

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu melimpah sehingga Penulis dapat menyelesaikan tulisan ini pada waktunya.

Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. A. Taufik Arief, MS. selaku dosen pengasuh mata kuliah Ekstraksi Metalurgi.

2. Rekan-rekan yang telah membantu penulisan tulisan ini.

Penulis sadar bahwa dalam tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat bermanfaat untuk penyempurnaan tulisan ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Palembang, September 2011 Penulis,

Anggha Putra Pratama

iii


EKSTRAKSI METALURGI



TUGAS INDIVIDU

DASAR DASAR FISIKA DAN KIMIA

Dibuat Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah

Ekstraksi Metalurgi Pada Jurusan

Teknik Pertambangan

Oleh

Anggha Putra Pratama

53081002063

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

2011

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v

BAB

I. PENDAHULUAN ........................................................................... I-1

I.1 Latar belakang ............................................................................... I-1

I.2 Tujuan penulisan ............................................................................ I-1

II.

iv

PEMBAHASAN.................................................................................. II-1

II.1 Perubahan Fase.............................................................................. II-1

II.2 Muai ( Expansi ) ............................................................................ II-2

II.3 Teori Kinetik............................................................................... .. II-3

II.4 Teori Termodinamika .................................................................... II-6

II.5 Suhu dan Kalor ............................................................................. II-8 II.6 Suhu Campuran II-10

III. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... III-1

III.1 Kesimpulan................................................................................... III-1

III.2 Saran............................................................................................. III-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1. Perubahan Fase............................................................................................. II-1

2.2 Termodinamika............................................................................................. II-7

v


DASAR DASAR FISIKA DAN KIMIA

TUGAS

EKSTRAKSI METALURGI

Disetujui untuk Jurusan Teknik Pertambangan

oleh Pembimbing :

Ir. A. Taufik Arief.MS.

BAB 1

LATAR BELAKANG

I.1 Latar Belakang

Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.

Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain.

Ada dasar dasar fisika kdan kimia yaitu perubahan fase, pemuaian, teorik kinetic, teori termodinamika, suhu dan kalor, dan suhu campuran. Dasar dasar ini sangat memiliki peran penting dari setiap unsur yang terdapat pada mineral mineral untuk dikelolah dan dipisahkan.

I.2 Tujuan

Tujuan dari tugas ini adalah untuk mengetahui dasar dasar fisika dan kimia dimana agar kita dapat menerapkan pada kegiatan pertambangan.

I-1


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1. Kesimpulan

Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari tugas ini meliputi :

1. Ada dasar dasar fisika kdan kimia yaitu perubahan fase, pemuaian, teorik kinetic, teori termodinamika, suhu dan kalor, dan suhu campuran.

2. Bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan yaitu wujud zat.

3. Perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor).

4. Teori Kinetik berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan gerakannya.

5. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).

III.2. Saran

III-1

Adapun saran yang disampaikan oleh penulis yaitu semoga apa yang telah kita pelajari pada pelajaran Ekstraksi Metalurgi ini dapat kita terapkan dengan kemampuan kita masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Bates, R.L., 1960. Geology of The Industrial Rocks And Minerals, Harper And Raw Publisher, New York.

Kuzvart, M., 1984. Industrial Minerals And Rocks, Development in Economic Geology 18, Elsevier, Amsterdam.

Smart and Moore Solid State Chemistry: An Introduction (Chapman and Hall) ISBN 0-412-40040-5

Einstein, A. (1905), "Über die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen", Annalen der Physik 17: 549–560.

1 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, jadi teman2 jangan pernah putus asah kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

    BalasHapus