angga juner

angga juner

Senin, 25 Oktober 2010

AKTIVITAS TEKTONIK SULAWESI

AKTIVITAS TEKTONIK SULAWESI

Sulawesi secara garis besar merupakan bagian dari kesatuan negara republik indonesia (NKRI) dan juga merupakan kepulauan yang diapit oleh ketiga lempeng besar dunia yaitu, lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Pulau Sulawesi secara umum memiliki tiga struktur regional yaitu, accretionary complex yang terletak pada bagian barat yang terbentuk pada zaman Pre-cretaceous, batuan metamorfh dapat ditemukan pada central Sulawesi dan juga pada bagian tenggara yang juga terdapat ophiolite complex pada bagian timur dan juga pada tenggara. Batuan metamorfh termasuk baik dalam benua maupun samudra, sebagai akibat dari tusukan yang berlebihan pada lempeng bumi yang menjurus ke arah bagian barat berakhir pada Sulawesi bagian barat dan pengangkatan (up-lift) membentuk dearah pegunungan yang memiliki ketinggian hampir 3000 meter.

Sama halnya dengan Sumatera dan Jawa yang memiliki bukit barisan pada Sumatera, Sunda orogeny pada daerah Jawa, yang terbentuk karena adanya tumbukan antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang mana tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya pengangkatan (up-lift) yang menyebabkan terbentuknya orogeny (pegunungan). Untuk Sulawesi sendiri juga memiliki orogeny yang disebut sebagai neogene orogeny. Noegene orogeny terbentuk sebagai akibat dari adanya tumbukan antara dua fragmen benua (Button-Tukang Besi dan Baggai-Sula) pada Sulawesi bagian timur. Benua-benua kecil melepaskan diri dari central New Guinea, pengangkutan ke barat disepanjang daerah sistem sesar Sorong-Yapen oleh karena pergerakan pada lempeng di laut Philipine, dan di ikuti oleh pendinginan daerah bagian timur pada garis tepi di ophiolite complex. Microcontinents (benua-benua kecil) tertekan/tertusuk di bawah pada ophiolite, pengangkatan menyebabkan perlipatan, pensesaran, dan memunculkan ophiolite dan pelagic mencakup diatas 3000 meter a.s.l.

Orogeny terbentuk karena adanya tumbukan antara dua lempeng besar yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia yang mengakibatkan terjadinya pengankatan (up-lift) yang diikuti oleh intrusif magma yang menyebabkan terbentuknya orogeny (pegunungan). Dengan terbentuknya orogeny pada pulau Sulawesi yang disebut sebagai neogene orogeny secara otomatis menyebabkan terbentuknya aktivitas magmatic terjadi pada daerah Sulawesi. Aktivitas magmatic pada Sulawesi terbntuk pada daerah Sulawesi bagian Barat. Magma terbentuk akibat aktivitas yang ada karena cretaceaous sampai eocene terjadi kristalisasi magma yang menyebabkan intrusif batuan yang tererupsi selama jangka waktu yang pendek pada pertengahan Miocene sampai Pliocene (3-18 Ma) pemanasan lithosper. Pada akhir Miocene Australian-New Guinea tersubduksi dibawah timur-tanah Sunda.

Kita sering mendengar tentang sesar semangko, yaitu sesar yang terletak di Sumatera, yang terbentang dari Kutacane di Aceh sampai pantai Liwa di Lampung. Sesar semangko terbentang di sepanjang Sumatera dengan Padang Panjang, Sumatera Barat sebagai central sesar yang bergerak secara dextral (menganan). Terlepas dari sesar semangko yang ada di Sumatera, di Sulawesi sendiri terdapat sesar Palu-Koro. Sesar Palu-Koro sendiri terbentuk dari tumbukan yang juga dihasilkan oleh NNW-SSE Palu-Koro dengan gerakan sesar sinistral (mengiri). Pergerakan sesar ini juga di karenakan oleh gaya transtensional, yang terdiri dari gaya transpressive (menekan) dan extensional (perluasan). Pergerakan transtensional selama masa quaternary (masih berlangsung hingga masa kini) membentuk kepingan-kepingan basin seperti danau Poso, Matano dan Towuti, dan Palu depression.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar