angga juner

angga juner

Senin, 21 Desember 2009

Potensi Tambang Sumsel


Provinsi Sumatera Selatan memiliki produksi dan potensi bahan tambang yang cukup besar. Bahan tambangutama yang dihasilkan di daerah ini terdiri atas minyak bumi, gas alam dan batubara. Selain itu terdapat jugaproduksi batu pecah, tanah liat, and batu kapur. Minyak bumi dan gas alam diproduksi di kabupaten MuaraEnim, Lahat, OKU, Musi Banyuasin dan Kota Prabumulih. Sedangkan batubara digali di kabupaten Muara Enimdan Lahat.
Beberapa komoditi tambang Sumatera Selatan mengalami peningkatan jumlah produksi pada tahun 2006dibandingkan tahun 2005 seperti batubara, batu pecah, tanah liat, batu kapur, dan pasir Pada tahun 2006,produksi minyak bumi di provinsi ini turun sebesar 0,53 persen dari 29.523,31 ribu barel produksi tahun 2005menjadi sebesar 29.366,12 ribu barel tahun 2006. Dalam tahun ini, penurunan tidak hanya dialami oleh batubaratetapi juga terjadi pada produksi tanah liat, batu pecah, pasir dan batu kapur.
Setelah dieksplorasi dalam kurun waktu yang cukup lama, tambang-tambang dan situs penggalian diSumatera Selatan masih menyimpan cadangan material yang dapat diambil sebagai komoditas produksi. DinasPertambangan dan Pengembangan Energi Provinsi Sumatera Selatan telah memprediksikan bahwa cadanganbatubara adalah 2.653,98 juta ton di Sumatera Selatan.

Ekspor hasil tambang batu bara Sumatera Selatan (Sumsel) pEriode Januari-Agustus 2008menghasilkan devisa 188,291 juta dolar AS dengan volume mencapai 2,675 juta ton. KepalaDinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel, H. Eppy Mirza di Palembang, Sabtu[29/11] mengatakan bahwa total 28 jenis komoditas ekspor nonmigas selama priodeJanuari-Agustus 2008 memperoleh devisa 2,377 miliar dolar AS. Dari jumlah itu 188,2 juta dolarAS di antaranya dihasilkan melalui ekspor batu bara.

Dikatakannya, batu bara termasuk komoditas penyumbang devisa terbesar ketiga setelahproduk kelapa sawit yakni 395 juta dolar AS lebih dan terbesar pertama masih diduduki karetmencapai 1,310 miliar dolar AS. Gubernur Sumsel, H. Alex Noerdin, sebelumnya mengatakanbahwa batu bara yang diekspor tersebut dihasilkan dari tambang di Tanjung Enim, KabupatenMuara Enim. “Sekarang ini batu bara yang terdapat di perut bumi di wilayah Kabupaten MuaraEnim dan sebagian di Kabupaten Lahat memiliki cadangan mencapai 22 miliar ton lebih, danhingga saat ini pihak PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) baru mampu memproduksirata-rata 10 juta ton per tahun,” katanya.

Menurut dia, dari total produksi batu bara tersebut yang diangkut menggunakan transportasikereta api dari mulut tambang ke Tarahan, Lampung dan sebagian lagi keKertapati, Palembang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian diekspor. “PihakPemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim termasuk Pemkab Lahat,karena sebagian cadangan batu bara ada di sana sedang berupaya untuk meningkatkankapasitas produksi,” kata dia.

Menurut gubernur, salah satu upaya meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 juta hingga30 juta ton per tahun dengan membangun pelabuhan laut Tanjung Api-Api berikut infrastrukturpendukung seperti membangun jalan kereta api menuju ke pelabuhan.

Upaya pembangunan pelabuhan tersebut telah dirintis sejak gubernur masih dijabat RamliHasan Basri, diteruskan oleh Gubernur Rosihan Arsyad dan Gubernur Syahrial Oesman hinggasekarang. Pengerjaan pembangunan jalan menuju ke sana belum selesai. Ia berharap,pembangunan pelabuhan berikut infrastruktur pendukung lainnya diteruskan dan berjalan denganlancar sampai selesai dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang, sehingga hasilnya akantampak terutama untuk kesejahteraan rakyat banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar