angga juner

angga juner

Rabu, 21 November 2012

. Slurry


Menurut Son (1998); Coal water slurry (CWS) atau biasa disebut slurry batubara yaitu menyangkut interaksi antara tiga pase yang berbeda; solid (partikel batubara) liquid (air dan additives) dan gas (udara dan uap). Kedua-duanya interfacial dan property rheologi merupakan aturan penting yang berperan dalam menentukan karakter atom pada slurry. Pengukuran rheologi menunjukkan bahwa viskositas slurry secara umum meningkat  dengan berkurangnya ukuran utama partikel. Ketika pengaruh partikel batubara sudah di uraikan  dengan penambahan  additivies, adsoption atau bentuk lapisan salvation pada permukaannya dan akan meningkatkan efektifitas volumenya. Peningkatan efektifitas volume yaitu terutama untuk partikel yang lebih kecil karena total permukaanya lebih besar. Peningkatan efektivitas volume yaitu kelengkapan  untuk peningkatan viskositas slurry dengan berkurangnya ukuran partikel utama.
Tegangan permukaan pada sebuah campuran slurry itu lebih besar dibandingkan dengan liquid (air) karena sudah meningkatnya area permukaan pengaruh dari partikel solid. Peningkatan dari air biasa akan menjadi lebih berat untuk kandungan partikel slurry yang lebih kecil karena total area permukaan menjadi lebih besar. Atom-atom slurry dan properti rheologi sangat signifikan tergantung pada ukuran partikel batubara. Meskipun itu penting, tidak ada korelasi antara ukuran partikel dan karakter atom slurry hal itu sudah dipublikasikan.
Menurut Palmer (1977) dalam USGS report menjelaskan rentang antara 40 samapi 50 persen kandungan solid pipe cost menurun lebih cepat dibadingkan dengan peningkatan biaya pemakaian energy dan hasil yang didapatkan total biaya menurun. Kadungan di atas 50 persen konsentrasi  solid biaya pemakian energy meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pipe cost dan total cost meningkat. Perlu dicatat bahwa total cost minimum transportasi pada kandungan 52 persen batubara, agak dekat dengan rasio 50 persen batubara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar