Menurut Son (1998); Coal water slurry (CWS) atau biasa disebut slurry batubara yaitu menyangkut interaksi antara tiga pase yang
berbeda; solid (partikel batubara) liquid (air dan additives) dan gas (udara dan uap). Kedua-duanya interfacial dan property rheologi merupakan aturan penting yang berperan
dalam menentukan karakter atom pada slurry.
Pengukuran rheologi menunjukkan bahwa
viskositas slurry secara umum
meningkat dengan berkurangnya ukuran
utama partikel. Ketika pengaruh partikel batubara sudah di uraikan dengan penambahan additivies,
adsoption atau bentuk lapisan salvation pada permukaannya dan akan
meningkatkan efektifitas volumenya. Peningkatan efektifitas volume yaitu
terutama untuk partikel yang lebih kecil karena total permukaanya lebih besar.
Peningkatan efektivitas volume yaitu kelengkapan untuk peningkatan viskositas slurry dengan berkurangnya ukuran
partikel utama.
Tegangan permukaan pada sebuah campuran slurry itu lebih besar dibandingkan
dengan liquid (air) karena sudah
meningkatnya area permukaan pengaruh dari partikel solid. Peningkatan dari air biasa akan menjadi lebih berat untuk
kandungan partikel slurry yang lebih kecil karena total area permukaan menjadi
lebih besar. Atom-atom slurry dan
properti rheologi sangat signifikan
tergantung pada ukuran partikel batubara. Meskipun itu penting, tidak ada
korelasi antara ukuran partikel dan karakter atom slurry hal itu sudah dipublikasikan.
Menurut Palmer (1977) dalam USGS report menjelaskan
rentang antara 40 samapi 50 persen kandungan solid pipe cost menurun lebih cepat dibadingkan dengan peningkatan
biaya pemakaian energy dan hasil yang didapatkan total biaya menurun. Kadungan
di atas 50 persen konsentrasi solid
biaya pemakian energy meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pipe cost dan total cost meningkat.
Perlu dicatat bahwa total cost minimum transportasi pada kandungan 52 persen
batubara, agak dekat dengan rasio 50 persen batubara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar