angga juner

angga juner

Jumat, 30 Desember 2011

tahap tahap untuk memaksimalkan penambangan dan pengolahan

1. Mengoptimalkan produksi penambangan dengan cara lain:

  1. a. Menerapkan teknik pertambangan dan pelaralantan yang tepat.
  2. b. Memaksimalkan cut off grade ( untuk bijih) dan cut off thickess ( untuk batubara )
  3. c. Mencegah ceceran dalam penggalian dan pengangkutan
  4. d. Menghindari dulition
  5. e. Menoptimalkan recovery

Jawab

  1. a. Menerapkan teknik pertambangan dan peralatan yang tepat.

Untuk setiap dunia pertambangan dalam mencapai keberhasilan kita harus memilih metode penambangan yang tepat dan peralatan yang tapat juga.

Ada 3 metode penambangan yang dapat dilakukan atau digunakan dalam pertambangan yaitu antara lain:

1. Tambang terbuka (surface mining)

Suatu metode penambangan yang segala kegiatannya atau aktivitasnya penambangannya dilakukakan di atas permukaan.

2. Tambang bawah tanah (underground mining)

Suatu metode penambangan yang segala kegiatannya atau aktivitasnya penambangannya dilakukakan di bawah permukaan tanah dan tidak berhubungan langsung dengan udara bebas.

3. Tambang bawah air (underwater mining)

Suatu metode penambangan yang kegiatan penggalian dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya berada dibawah permukaan air.

Jadi kita memakai metode penambangan yang tepat agar mendapatkan keuntungan yang besar. Apabila suatu endapan berada di atas 50 meter maka sebaiknya kita melakukan dengan metode tambang terbuka agar menguntungkan dibandingkan dengan tambang bawah tanah. Dan sebaliknya apbila kedalamannya sudah mencapai 100 meter sebaiknya mengunakan tambang bawah tanah. Dan peralatan yang dibutuhkan harus di sesuaikan dengan kondisi lapangan dan termasuk ukuran dari peralatan tersebut. Kita harus sesuaikan dimana apabila ditambang terbuka kita bias mengunakan ukuran alat yang besar seperti BWE yang bertujuan mendapatkan untung yang besar. Sedangkan tambang bawah tanah dengan mengunakan alat yang sesuai dengan besar jalan masuk tambnag atau lalu lintas pada area tambang tersebut.

  1. b. Memaksimalkan cut off grade ( untuk bijih) dan cut off thickess ( untuk batubara )

Pada suatu pertambangn keuntungan adalah nomor satu yang harus dicapai. Jadi kita harus memaksimalkan endapan yang dapat diambil dan dapat dijual. Apabila pada bijih kita dapat memaksimalkan cut off greda pada pengolahannya dimana kita mencari kadar yang rendah dapat diambil untuk diproses dan di jual. Pada prose pemisahan bijih kita biasanya mendapatkan konsentrat dan tailing. Dimana tailing tersebut masih terdapat mineral yang dapat dijual maka dilakukan proses ulang untuk medapatkan konsentrak dan dilakukan terus menerus.

Pada batubara biasanya diambil batubara yang memiliki kalori tinggi akan tetapi tidak setiap lapisan batubara berkualitas tinggi tapi ada yang rendah juga. Jadi untuk mengatasi masalah seperti ini kita harus melakukan blending anatara batubara berkualitas tinggi dan rendah agar bisa memenuhi permintaan pasar.

  1. c. Mencegah ceceran dalam penggalian dan pengangkutan

Dalam proses pengalian dan proses pengangkutan kita usahakan mengurangi terjadinya ceceran pada proses ini. Apabila terjadi ceceran yang terlalu banyak akan menyebabkan kurangnya tingkat produksi dalam perusahaan. Dan ini juga mempengaruhi keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Jadi untuk mengatasinya masalah ini kita harus memilih alat yang sesuai dan alat pengangkutan yang lebih tepat agar tidak terjadi ceceran.

Contohnya pada batubara yang di angkut debngan kerata api, disana banyak batubara jatuh kebawah sehngga kapisatas yang diangkut pun berkurang. Jadi untuk mengatasinya perusahhan batubara harus menambang gerbong dan mengurangi kapasitas muatan pada tiap gerbongnya.

  1. d. Menghindari dulition

Biasanya dulition itu terjadi pada tambang bawah tanah. Dimana dulition itu terjadi ketika proses peledakan yang ingin melepaskan ore dengan batuan induk. Pada saat terjadi ledakan maka ore bersama material tidak berharga akan tercampur. Jadi untuk mengatasi keadaan ini maka di perlukan proses pemisahan lagi agar ore dapat di ambil lagi dan material tidak berharga di buang. Banyak metode yang dapat dilakukan agar menghindari dilution antara lain sub lavel stopping, shrinkage stopping dan room n piilar.Metode ini merupakan metode yang ampu dalam menghindarin dilution dalam proses penambangan bawah tanah.

  1. e. Menoptimalkan recovery

2. Mengoptimalkan pengolahan

  1. a. Menerapkan teknik pengolahan dan pelaran yang tepat
  2. b. Memaksimalkan head grade antara lain dengan cara blending
  3. c. Memproduksi beberapa macam jenisdan kualitas produk
  4. d. Memaksimalkan recovery baik mineral utama dan mineral pengikut
  5. e. Menempatkan dan mendata jumlah dan kualitas tailing dengan baik

Jawab

  1. a. Menerapkan teknik pengolahan dan pelaran yang tepat

Pada proses pengolahan setiap perusahaan mengikuti prosedur yang sudah ditentukan untuk mencapai hasil yang di mintai oleh permintaan pasar baik secara ukran maupun secara kadar.

Pada proses pengolahan bijih tahap yang dipakai adalah crhusing, grinding, sieving dan screening, akan tetapi ada juga proses floitasi, jingging, dan magnetic separator. Diaman alat yang digunakan dalam proses pengolahan ini adalah jaw crusher, Gyratory Crusher, cone crusher, hammer mill, dan rod mill. Dimana kita melakukan sesuai dengan permintaan pasar baik ukuran maupun kadar. Apabial diminta 30 mm kita haya melakukan dengan alat crushing saja, akan tetapi aoabila dimantai ukurannya lebeih kecil dari 30 mm sampai 50 mesh maka di lakuakan dengan alat grinding dan screening.

Contoh Pada proses emas kita dapat mengunakan alat jingging untuk proses pemisahan kadar dan ukurannya.

  1. b. Memaksimalkan head grade antara lain dengan cara blending

Terkadang permintaan pasar sedikit aneh dengan kadar kalori yang berbeda yang kita hasil dari penambangan. Jadi untuk mengatasi itu kita melakukan blending dimana proses ini dilakiunkan untuk mencampurkan kadar rendah dengan kadar tinggi yang bertujuan untuk mengahsilkan kadar yang dibutuhkan oleh pasar. Jadi kita harus maksimalkan dari hasil blinding kita agar mendapatkan untung.

Pada PT. Bukit Asam memiliki 2 jenis batubara kalori 5000 kalori dan 7000 kalori. Sedangkan pasar meminta batubara dengan kadar 6500 kalori, jadi untuk mencapai permintaan pasar maka dilakukan pencampuran dar kadar batubara tersebut agar mencapai kadar yang diinginkan.

  1. c. Memproduksi beberapa macam jenis dan kualitas produk

Banyak hasil tambang yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari dan bermanfaat untuk kelancaran hidup dan ekosistem. Jadi bagaimana kita harus memaksimalkan hasil tambang agar menghasilkan produk produk yang berkualitas. Contoh Pada proses pengolahan biji besi (Fe) kita mendapatkan banyak mineral yang terdapat didalam bongkahan. Dari hasil proses pengolahan bijih besi didaptkan produk yang berharga dan dapat dijual.

Produk-produk yang didapakat yaitu:

1. Akan menghasilkan ferro besi

2. Menghasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan pesawat terbang

3. Menghasilkan besi yang dapat digunakan untuk bangunan rumah

Dari prose itu banyak produk yang dapat dihasilkan dan berharga sehingga membuat semua proses pengolahan baik kosentrak maupun tailing dapat diproses lagi untuk menguntungkan.

  1. d. Memaksimalkan recovery baik mineral utama dan mineral pengikut

Kita harus memaksimalkan mineral utama maupun mineral pengikut agar dapat diproses dan dijual. Apabila m ineral utama sudah pasti bisa diproses dan dapat menghasilakn untung untuk dijual. Sedangakan mineral pengikut merupakan mineral yang sering di buant karena sering dibilang tidak berharga. Akan tetapi kita usahakan mineral pengikut kita jadikan sebagai produk yang dapt dijual dan menguntungkan. Karena semuanya harus bisa dijual dan menguntungakan

  1. e. Menempatkan dan mendata jumlah dan kualitas tailing dengan baik

Pada proses pengolahan ada 2 hasil yang didapat yaitu konsentrat dan tailing. Sudah pasti kalau konsentrat bisa dijadikan produk, sedangkan tailing biasanya dibuang. Akan tetapi tailing biasanya masih ada mineral berharga yang dapat dibuat sebagai produk. Maka senua tailing harus didata agar bisa mengambil mineral yang dapat di buat menjadi produk.

3. Memperlakukan mineral dan batubara kadar merjinal dengan baik

  1. a. Menempatkan dan mendata jumlah dan kualitasnya dengan baik

Dari hasil pengolahan ada baiknya kita mendata dan memisahkan blok per blok ore, kadar dari yang tinggi ke yang rendah. Agar kita dapat melakuakan kegiatan menidentifikasi dengan mudah sehingga dalam menentukan kualistas oer atau batubara dengan mudah dilakukan.

  1. b. Tidak mencampurnya dengan waste

Pencampuaran waste pada ore sangat tidak diperlikan, itu akan mempengaruhi kadar yang ada didalam ore tersebut. Dan mengakibatkan ore akan menjadi buruk/kadarnya kan menjadi rendah. Jadi tidak disarankan untuk mencampurkan waste tersebut kedalam ore.

  1. c. Mengupayakan agar mudah untuk dapat dimanfaatkan apabila diperlukan

4. Mengoptimalakn pemanfaatkan mineral yang mungkin ikut tergali

Pada proses penambangan biasanya kita mendapatkan mineral lain yang ikut tergali. Pada kesempatan itu kita menmaksimalkan mineral apa saja yang didapakan. Dengan mineral yang ikut tergali merupakan mineral yang sering di buang karena sering dibilang tidak berharga. Akan tetapi kita usahakan mineral pengikut kita jadikan sebagai produk yang dapt dijual dan menguntungkan.

Sabtu, 17 Desember 2011

Sampling

Sampling adalah suatu proses mengambil sebagian kecil dari pada suatu subject yang besar sehingga isi dari pada bagian yang kecil tersebut akan mewakili keseluruhannya. namun hampir seluruh mikrofosil mempunyai satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga perlu perlakuan khusus dalam pengambilannya. Sangat diperlukan ketelitian serta perhatian dalam pengambilan sampel, memisahkan dari material lain, lalu menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan secara kimiawi dan fisika.

Secara spesifik, sampling dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan sampling tersebut disebut sampling (pemercontohan).

Pemilihan metode sampling dan sejumlah sampling yang akan diambil tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.

2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,

3. Lokasi pengambilan sampling (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),

4. Kedalaman pengambilan sampling, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan induk.

5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.

Beberapa prosedur sampling pada berbagai sekuen sedimentasi dapat dilakukan, seperti :

a. Spot Sampling, dengan interval tertentu merupakan metode terbaik untuk penampang yang tebal dengan jenis litologi yang seragam, seperti pada lapisan batugamping. Pada metode ini dapat ditambahkan channel sample (sampel paritan) sepanjang kurang lebih 30 cm pada setiap interval 1,5 meter.

b. Channel sample, dapat dilakukan pada penampangg lintasan yang pendek 3 – 5 m, pada litologi yang seragam atau pada perselingan batuan dan dilakukan setiap perubahan unit litologi.

Adapun jenis-jenis dari sampel disini ada 2 macam, yaitu antara lain :

1. Sampel permukaan, sampel yang diambil langsung dari pengamatan singkapan di lapangan. Lokasi & posisi stratigrafinya dapat diplot pada peta.

2. Sampel bawah permukaan, sampel yang diambil dari suatu pemboran.

Beberapa hal kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, yaitu antara lain :

1. Salting, yaitu peningkatan kadar pada sample yang diambil sebagai akibat masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam contoh.

2. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam sample.

3. Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi (lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.

4. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat sample yang diambil kurang representatif.

Metode Pengambilan Sampling

1. Channel dan Chip Sampling

Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan sample dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto (sub-channel) yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :

a. Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual.

b. Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.

c. Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu analisis kadar atau dibuat komposit.

d. Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).

Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong sample.

Gambar disamping memperlihatkan cross section dari suatu drift, dimana suatu vein yang relatif sempit dengan kemiringan sebesar 40o tersingkap. Contoh dari pada channel A-B-C-D-E-F diambil pada permukaan vein yang tersingkap dan lebih panjang dari pada ketebalan yang sesungguhnya daripada vein, pada catatan untuk channel dari type ini proyeksinya harus dicatat dan bukan panjang lengkung.

Suatu single sample biasanya dibatasi oleh kira-kira 5 feet channel yang dipotong, spacing dari pada channel adalah sangat penting, intervalnya haruslah serapat mungkin intuk mendapatkan bagian yang representative daripada keseluruhannya. Pada umumnya untuk bijih yang lebih kaya dan tidak beraturan diambil sample dengan spacing yang lebih rapat dan untuk bijih yang lebih uniform intervalnya dapat diambil lebih besar. Apabila memungkinkan adalah lebih baik dengan membuat channel dengan interval yang beraturan.

2. Bulk Sampling dan Grab Sampling

Bulk sampling (contoh ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar. Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan contoh dengan sumur uji.

Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan cara mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar. Beberapa kondisi pengambilan contoh dengan teknik grab sampling ini antara lain :

a. Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran umum kadar.

b. Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi material, dengan tujuan pengecekan kualitas.

c. Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh kualitas umum dari material yang diledakkan, dan lain-lain.

Adapun peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel, yaitu antara lain :

  • a. Palu geologi
  • b. Kompas geologi
  • c. Plastik/tempat sampel
  • d. Buku catatan lapangan
  • e. Alat tulis
  • f. HCl 0,1 N
  • g. Peta lokasi pengambilan sampel

Adapu prosedur – prosedur yang harus diketahui sebelum melakukan sampling yaitu, antara lain:

  • 1. Penentuan metode – metode pengambilan sampel.
  • 2. Penentuan jumlah sample yang akan diambil, tergantung faktor ekonomis dan waktu.

Jenis-Jenis Perangkap Minyak Bumi

Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini adalah adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa faktor penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi.

Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.

Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural, Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.

§ Perangkap Stratigrafi

Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan Truncations.

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat hidrokarbon.

Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.

§ Perangkap Struktural

Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

§ Jebakan Patahan

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.

§ Jebakan Antiklin

Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.

§ Jebakan Struktural lainnya

Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone. Kemudian,Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada padaHanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.

§ Perangkap Kombinasi

Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap itu sendiri.

§ Perangkap Hidrodinamik

Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap ini sangta jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air. Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang konvensional.